Tim Gakkum menindak pembakaran limbah elektronik. INPhoto/Pool

Tangerang - Tim Gakkum KLHK melakukan pengambilan sampel di 4 lokasi dan penyegelan 2 lokasi kegiatan pemanfaatan limbah elektronik (e-waste) ilegal yang berada di Desa Tegal Angus, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.

Kegiatan pemanfaatan limbah ini telah meresahkan dan mengganggu masyarakat disekitar karena pelaku sering membakar limbah tersebut pada malam hari.

Pelaku memanfaatkan limbah untuk diambil tembaga, timah, dan besi yang kemudian dijual. Komponen lainnya kemudian dibakar di area terbuka. Keempat lokasi tersebut diduga milik pelaku dan pemodal dengan inisial S, A, J, dan S. Para pelaku menerima pasokan limbah B3 berupa limbah elektronik ilegal dari berbagai pihak.

Penyegelan ini dipimpin langsung oleh Direktur Penegakan Hukum Pidana KLHK, Yazid Nurhuda dan Direktur Pengawasan dan Penerapan Sanksi, Sugeng Priyanto bersama dengan Bareskrim Polri, Polsek Teluknaga Tangerang dan Satpol PP Kecamatan Teluknaga.

Menurut Yazid Nurhuda, penyegelan ini merespon pengaduan masyarakat yang terganggu akibat kegiatan pembakaran limbah elektronik ini.

"Setelah kami periksa ternyata kegiatan ini illegal tidak berizin dan tidak memenuhi persyaratan teknis dalam pengelolaan limbah B3," katanya

Yazid menambahkan, berdasarkan PP Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah elektronik tersebut dikategorikan sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan kode limbah B107d, zat pencemar limbah elektronik termasuk cathode ray tube (CRT), lampu TL, Printed Circuit Board (PCB), karet kawat (wire rubber).

"Pengelolaan dan pemanfaatan limbah B3 harus memenuhi persyaratan dan berizin. Kalau tidak sesuai persyaratan dan tidak berizin apalagi menyebabkan pencemaran dan mengganggu kesehatan masyarakat, pelakunya harus ditindak, tegas Yazid. Kami akan mendalami jaringan ini,"kata Yazid.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum, KLHK, Rasio Ridho Sani juga mengatakan bahwa “pengelolaan limbah B3 termasuk pembakaran yang tidak sesuai dengan persyaratan dapat menimbulkan pencemaran tanah, air maupun udara serta gangguan terhadap kesehatan masyarakat. Pembakaran limbah B3 dapat menghasilkan senyawa Poly Chlorinated Biphenyls (PCBs) yang bersifat karsinogen.

"Kegiatan seperti ini tidak boleh dibiarkan kita harus melindungi hak konstitusi masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, "kata Rasio

Penyegelan ini untuk menghentikan kegiatan dan memudahkan penyidikan. Pelaku dapat dijerat dengan Pasal 98, Pasal 102, Pasal 104 dan Pasal 109 Undang–Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 10 Milyar Rupiah. (Lim).

Editor : Redaksi

Berita Terbaru