Menjemput Malam Lailatul Qodar di Masjid Al-Akbar Surabaya
Surabaya - Sepuluh hari terakhir Ramadan adalah malam-malam istimewa bagi umat Muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan. Semua mengharapkan berkah untuk dapat mengalami perjumpaan dengan malam teristimewa, yakni lailatul qadar, atau malam turunnya kitab suci Al-Qur’an, yang diperkirakan ada di sepuluh hari terakhir Ramadan.
Sebuah janji Allah akan pelipatgandaan pahala pada salah satu malam diantara sepuluh hari terakhir hingga beribu kali bahkan sekehendak Allah melipatkannya.
Tak ayal sebagian umat muslim dipenjuru dunia enggan memejamkan mata memenuhi masjid-masjid mengisi iktikaf dengan bedzikir, sholat sunnah, membaca al-quran hingga fajar tiba.
"Kami tidak tahu kapan malam itu (lailatul qodar) turun. Makanya kami berusaha mendapatkannya dengan iktikaf selama 10 hari malam terakhir ini", Ujar Ahmad Zaim salah satu jemaah.
Mengutip wikipedia, Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.
Lailatul Qadar dapat juga kita artikan sebagai malam pelimpahan keutamaan yang dijanjikan oleh Allah kepada umat islam yang berkehendak untuk mendapatkan bagian dari pelimpahan keutamaan itu. Keutamaan ini berdasarkan nilai Lailatul Qadar sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keistimewaan
Dalam Al Qur'an, tepatnya Surat Al Qadar malam ini dikatakan memiliki nilai lebih baik dari seribu, bulan .97:1 Pada malam ini juga dikisahkan Al Qur'an diturunkan, seperti dikisahkan pada surat Ad Dukhan ayat 3-6. 44:3
Waktu
Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada 10 malam terakhir bulan Ramadan, hal ini berdasarkan hadits dari Aisyah yang mengatakan : " Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beri'tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan dia bersabda, yang artinya: "Carilah malam Lailatul Qadar di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Romadhon" " (HR: Bukhari 4/225 dan Muslim 1169).
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Lailatul Qadar kemungkinan akan "diwujudkan" oleh Allah pada malam ganjil, tetapi mengingat umat islam memulai awal puasa pada hari atau tanggal yang berbeda, maka umat islam yang menghendaki untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar dapat "mencarinya" setiap malam.
Agar kita yang menghendaki "mendapatkan" Lailatul Qadar, maka berbuka puasalah "sekadarnya" saja agar badan tidak "menjadi berat" dan malas serta menjadi sebab ngantuk dan mudah tertidur, sehingga yang kita inginkan untuk mendapatkan Lailatul Qadar tidak membuahkan hasil. (Lim)
Editor : Redaksi