Dwi Astutik saat memberikan paparan (Foto: ist)

INFONews.id | Surabaya - Ribuan Jumlah UMKM di Surabaya tentu tidak lepas dari peran emak-emak Muslimat. Perjalanan usaha kecil menengah dalam masa pandemi tentu mendapat tantangan yang sangat kuat. Sehingga membutuhkan ide kreatif untuk memasarkan hasil produknya lebih mendapatkan hasil yang maksimal.

Dan, bisnis startup adalah solusi di jaman digital seperti saat ini. Startup Bisnis Mudah dan Cepat. Pergeseran jaman yang begitu cepat menuntut anak mudah lebih kreatif dan inovatif. 

Terkait itu, Dwi Astuti ingin membantu usaha kecil dan menengah emak-emak di Surabaya dan juga ingin menciptakan enterpreneur muda yang saat ini belum mendapatkan penghasilan yang jelas, atau mereka yang belum punya pekerjaan tetap. 

Dwi menyampaikannya segera diawali dengan berdirinya Griya Konversi.

"Ikhtiar ini akan diawali dengan menciptakan Griya Konversi atau Rumah Perubahan, maksudnya adanya perubahan mulai dari rumah tentunya kearah peningkatan yang baik," kata Dwi Astutik, Jumat (17/7/2020).

Soal strategi, Dwi menyampaikan akan disiapkan minimal satu kecamatan ada satu  Griya Konversi. Sementara soal SDM,  Dwi ingin menyiapkan putra-putri Muslimat NU yang belum bekerja atau yang di PHK.

Selain itu Dwi juga akan menyiapkan kerjasama dengan SMK yang ada di Surabaya melalui Pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) yang ada.

"Akan disiapkan minimal di satu kecamatan ada satu Griya Konversi. Program ini juga untuk menyiapkan lapangan pekerjaan bagi lulusan SMK," tambahnya.

Saat ditanya kok bisa kerja sama dengan MKKS? Dwi menyebut, gampang sekali karena dirinya adalah pengurus Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) JATIM, Ikatan Guru Indonesia (IGI) JATIM, Persatuan Guru NU (PERGUNU) JATIM dan Tenaga Ahli di Maarif Jatim yang periode sebelumnya menjabat Wakil Ketua PWNU LP Maarif Jatim.

"Ya bisa, kan saya adalah pengurus Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) JATIM, Ikatan Guru Indonesia (IGI) JATIM, Persatuan Guru NU (PERGUNU) JATIM," sebutnya.

Sementara soal pendanaan, Bunda sapaan Dwi Astutik ini, mengajak untuk melihat keseriusan yang dilakukan.

"Wah, ini tentu kerja bareng, ya lihat saja nanti," ucapnya dan tidak menyebut pendananya.

IMG_20200720_102824IMG_20200720_102824

Masih kata Dwi, harapannya, Sart-up ini menjalankan core bisnis dan memecahkan masalah di masyarakat yang sifatnya disruptive innovation di dalam pasar industri yang sudah ada atau bahkan membuat industri baru.

Apa itu? Sambil berucap Bismillah disebutkan bahwa market place sendiri bagi emak-emak Surabaya minimal miliknya Muslimat bisa mengawali yakni Muslimatmart atau mungkin M2NU (M two NU) atau apa pun lah namanya. 

Mart, lanjutnya, memberikan lapak kepada pelaku usaha kecil dan menengah yang muncul di masyarakat Surabaya baik barang kebutuhan pokok, kerajinan tangan, perlengkapan rumah tangga, alat tulis dan lainnya.

Saat ini ada 4 startup unicorn dari Indonesia yakni Traveloka, Tokopedia, Bukalapak dan Go-jek. Startup yang mendominasi saat ini di lndonesia data dari tech in asia dalam dua tahun terakhir ini berasal dari industri E Commerce & Fintech.

Bagaimana dengan Surabaya ? Dwi Optimis ingin hadirkan Market Place bagi emak-emak Surabaya.

"Optimis lah, kalau ada kemauan pasti kita bisa," pungkasnya. (tji)

Editor : Tudji Martudji

Berita Terbaru