FH UWKS Bimbing TKI Soal Pengurusan Izin PIRT dan Sertifikasi Halal
INFONews.id - Malaysia, dapat dikatakan merupakan suatu tempat yang menjanjikan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidup bagi warga negara Indonesia.
Oleh sebab itulah, meskipun banyak terdengar kabar yang tidak menyenangkan mengenai banyaknya Tenaga Kerja Indonesia yang berada di sana yang menjalani macam-macam hukuman, bahkan tidak sedikit yang dihukum mati. Akan tetapi masih banyak warga negara Indonesia yang memiliki minat untuk bekerja di negeri jiran tersebut.
Meskipun demikian, perjanjian kerja yang dilaksanakan terkait dengan tenaga kerja tersebut beberapa berlangsung selama waktu tertentu, atau tidak selamanya TKI tersebut akan bekerja di Malaysia, dan ini menimbulkan dampak tersendiri.
Dampak tersebut adalah terkait dengan perekonomian dari TKI yang bersangkutan, tidak jarang diantara para TKI tersebut tidak pandai mengelola gaji yang diperoleh ketika bekerja menjadi TKI sehingga menyebabkan gaji tersebut akan habis.
Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, yang terdiri dari Dr. Fries Melia Salviana, S.H., M.H., Shanti Wulandari, S.H., M.Kn., dan Desy Nurkristia Tejawati, S.H., M.Kn, menyadari mengenai dampak tersebut, sehingga melakukan pengabdian masyarakat yang bekerjasama dengan Sanggar Bimbingan Sentul Madrasatul Mahmudiah Kg Chubadak Hilir, Kualalumpur Malaysia.
Hal ini dilakukan sebab pada sanggar tersebut, dapat diketahui kesulitan yang dihadapi oleh TKI, dalam hal ini orang tua dari siswa yang belajar di sanggar tersebut.
Pengabdian yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya tersebut adalah dengan melakukan Bimbingan Inovasi Pengurusan Izin PIRT dan Sertifikasi Halal Bagi Pelaku Usaha UMKM di Bidang Makanan dan Minuman.
Dengan bimbingan teknis tersebut diharapkan bahwa TKI akan memiliki keterampilan yang cukup untuk melakukan wirausaha di bidang makanan dan minuman.
Bimbingan teknis tersebut ternyata diminati oleh TKI yang memiliki antusias tinggi untuk dapat tetap mempertahankan perekonomiannya, meskipun nantinya mereka sudah tidak bekerja lagi di Malaysia sebagai TKI.
Editor : Redaksi