Kerjasama STTKD dengan Frogs Indonesia di Kampus STTKD Yogyakarta


MoU antara STTKD dengan Frogs Indonesia (Foto: IN/Daru)

INFONews.id | Yogyakarta - Sukses melakukan uji coba terbang drone passenger atau taksi terbang pertamakalinya di Lapangan Udara Gading, Playen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, awal Maret 2020, kini para teknisi Frogs Indonesia (PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia) kembali mengembangkan dan memproduksi drone atau pesawat tanpa awak. Itu untuk kebutuhan drone kargo, sprayer drone (untuk kebutuhan pertanian dan drone untuk pemetaan (drone surveillance).

Chief Organitation Official, Grogs Indonesia (PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia), Asro Nasiri mengatakan dari empat drone yang kini dikembangkan dan permintaanya cukup banyak adalah drone kargo. Hal ini tidak lepas dari masa pendemik COVID-19 yang membutuhkan jasa pengiriman barang yang tidak kontak langsung dengan manusia sehingga menghindarkan dari paparan COVID-19.

"Memang disaat pandemik COVID-19 kan diharapkan ada jarak dan mengurangi kontak langsung dengan manusia (jaga jarak) sehingga untuk mengirimkan barangpun bisa dilakukan tanpa menggunakan jasa orang melainkan alat prasarana yang mengandalkan kecanggihan teknologi," kata Astro Nasiri di sela MoU antara Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan (STTKD) dengan Frogs Indonesia (PT. Inovasi Solusi Transportasi Indonesia) di Hanggar, STTKD, Jalan Parangtritis, Sewon, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, Rabu (15/7/2020).

Menurutnya drone kargo sendiri yang berbentuk menyerupai pesawat pada umumnya namun bentuknya lebih kecil dan menggunakan mesin sudah dilakukan uji coba khususnya drone yang bisa membawa barang seberat 25 kilogram.

"Sudah bisa terbang dengan membawa beban sebanyak 25 kilogram dan bisa terbang selama dua jam dengan kecepatan 40 hingga 80 kilometer perjam maka bisa menempuh jarak mencapai 160 kilometer. Nah untuk drone kargo ini sudah kita uji coba pada awal bulan Juli ini," terangnya.

Lebih jauh Asro mengatakan keberadaan drone taksi dan drone kargo merupakan alternatif sarana transportasi barang dan manusia yang saat ini sudah ada. Dan kedepan jika berkembang dan sistem kontrol sudah menggunakan internet maka bisa saja akan menggusur transportasi barang dan manusia yang saat ini masih ada.

"Ya bisa saja nanti ojek oline atau taksi online serta perusahaan ekspedisi yang punya produk mengirimkan barang atau kargo bahkan mengantarkan orang bisa tergusur," ucapnya. 

Sementara Ketua STTKD Yogyakarta, Vidyana Mandrawaty mengatakan mahasiswa atau taruna-taruni STTKD Yogyakarta juga sudah membuat pesawat tanpa awak namun belum sempurna sehingga ketika akan ada uji terbang masalah sehingga belum bisa terbang. Dengan MoU dengan Frog Indonesia diharapkan nantinya para mahasiswa atau taruna-taruni yang magang di Frog mendapatkan ilmu sehingga bisa turut mengembangkan drone yang ada di Kampus STTKD.

"Jadi salah satu klausal dalam MoU dengan Frog Indonesia adalah dimungkinkannya para mahasiswa atau taruna-taruni STTKD ini magang di Frog Indonesia. Jadi akan saling menguntungkan karena disisi lain Frog Indonesia juga butuh SDM dalam bidang kedirgantaraan," katanya.

Ditanya tentang dampak pandemik COVID-19 terhadap penerimaan mahasiswa atau taruna-taruni baru tahun ajaran 2020/2021, Vidyana dari tiga gelombang yang dibuka dan sampai hari ini memasuki gelombang kedua target penerimaan taruna-taruni di enam program studi yang ada sudah sesuai target.

"Dari enam program studi tersebut kita menargetkan 2.000 taruna-taruni baru, sedangkan yang mendaftar sudah sampai diatas 2.400," pungkasnya. (hdw/red)

Editor : Tudji Martudji

Photo
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru